top of page

JENDRAL, YUK KITA KENCINGI SINGAPURA...

Jendral, bisa aja anda merasa besar kepala karena punya negara yang luas, tentara yang banyak dan rakyat yang jumlahnya ratusan juta. Suatu hari, anda mengatakan kalau Singapura bisa tenggelam jika dikencingi rame rame oleh seluruh rakyat Indonesia.

Ok, sebut aja itu candaan, candaan nggak perlu dianggap serius kan? Tapi begini jendral, nggak semua candaan itu lucu. Jendral!! Anda itukan figur kekuatan riil dari sebuah bangsa, saat anda mengatakan Singapura bisa hancur dengan mengencingi rame rame, dalam waktu yang sama sebenarnya Singapura secara fakta dan efektif mengencingi kita dengan mengadali fondasi ekonomi dan sosial kita, dan hasil "kencing" Singapura terasa pengaruhnya ditengah masyarakat kita.

Jendral, kekuatan itu bukan selalu berada pada fisik dan materi. Ini masalah mentalitas..masalah mindset. Jendral mengapa bisa buta dengan keadaan sosial politik dan ekonomi rakyatnya sendiri. Kita mengira, kalau hidup itu yang penting awalnya membangun kekayaan diri dahulu, memang benar..di Indonesia orang kaya banyak namun yang susah lebih banyak dan negaranyapun ekonominya begitu lemah sehingga kita selalu dalam keadaan rentan mudah sekali "dikencingi" (diintrevensi) oleh kekuatan asing,termasuk oleh si "kutu" Singapura.

Jendral coba tengok kawan kawan anda yang sesama jendral, banyak yang punya perusahaan, banyak yang hidup kaya raya, sudah jadi rahasia umum...mau jadi jendral militer kek..atau jendral polisi kek...rata rata hidupnya makmur dan nikmatnya berlebihan. Rakyatpun banyak yang seperti itu, mereka cenderung masa bodo dengan idealisme, mereka kebanyakan begitu pragmatis, silau dengan materi, terpaku dengan kejayaan pribadi, keluarga dan keluarga besar, namun persetan dengan membangun kekuatan negara.

Memang jendral, saya hanyalah rakyat biasa, yang hidupnya selalu menghadapi kesulitan, orang orang juga malas menghargai saya karena ekonomi saya yang lemah, tapi saya tetap harus tegak kepala, saya nggak peduli mau tulis ini itu selama itu merefleksikan pemikiran dan pandangan idealisme saya mengenai negara. Semua orang tahu, di negeri ini kursi kursi jabatan kebanyakan diisi bukan dengan orang yang pintar secara organik, akan tetapi kursi kursi jabatan itu kebanyakan diduduki oleh orang orang yang disangka pintar karena banyak uangnya semata.

Kesulitan saya dan jutaan rakyat lainnya dalam hidup sebenarnya refleksi nyata dari kondisi bangsa ini yang sesungguh sungguhnya, kesulitan dan kemiskinan dinegeri bukanlah sesuatu yang bersifat kultural, namun bersifat struktural. Dinegeri ini orang pintar, idealis,pekerja keras banyak, diluar negeri mahasiswa kita banyak yang menjadi bintang dikampusnya. Sayang, potensi besar itu secara kultural dan struktural tidak mendapatkan penyaluran yang pas dan benar. di Bandung aja banyak ahli pesawat yang buka warung dan rumah makan...bahkan jadi tukang panci dan penjaja es bon bon!!

Justru yang harus malu itu kamu Jendral!! Pejabat mestinya tidak boleh menjadi pagar yang makan tanaman, banyak elit elit dinegeri ini yang kaya raya karena menjadikan negara ini sapi perah lewat permainan permainan skandal yang tidak jelas. Pengusahapun dinegeri ini tidak seperti pengusaha pengusaha di Singapura yang mendapatkan iklim usaha yang kondusif lepas dari masalah masalah beban non economic cost. Kombinasi kebusukan budaya pra elit penguasa dan pengusaha itu yang menyandera negara kita menjadi negara lemah dan sulit menyejahterakan rakyatnya.

Jendral!! Saat anda bercanda masalah mengencingi Singapura, sebenarnya anda sedang mengencingi muka anda sendiri. dan rakyat anda. Rasanya mustahil anda bisa mengajak semua rakyat indonesia sama sama berenang ke Singapura dan sama sama mengencingi negara kecil itu. Malahan yang ada...keluarga anda mungkin sekarang lagi jalan jalan menikmati suasana singapura sambil "kencing" (buang) uang disana...

Justru Singapuralah yang kini menjadi makelar utama China yang sedang "mengencingi" (mengontrol) kita lewat politisi politisi dan aparat yang picik otaknya menjual negaranya hanya karena memikirkan kejayaan diri dan keluarganya saja.

bottom of page