Setiap menonton TV, membuka HP, berbincang bincang biasanya kita saat membicarakan Arab pikiran kita selalu terasosiasi dengan sungai Nil di Mesir, dua tanah suci di Saudi atau keglamouran di Dubai. Dari Mesir orang mencitrakan Arab sebagai bangsa pintar tapi miskin, dari dua tanah suci orang orang mencitrakan Arab sebagai bangsa kaya tapi bodoh, dari Dubai orang orang kerp mencitrakan Arab sebagai bangsa yang suka membuang buang duit.
Lebih jauh lagi, kebanyakan dari kita selalu mempertanyakan kemandirian orang Arab dari intrevensi kekuatan besar seperti Amerika. Kalau kita pergi haji, tidak jarang yang mengatakan bahwa Saudi itu anteknya Amerika karena melihat hampir semua mobil disana didominasi oleh produk Amerika. Kalau kita mencoba belajar di Mesir, kita akan menyaksikan betapa rumit dan susahnya proses birokrasi yang berbelit belit dan sikap orang Mesir yang culas dan sedikit arogan meski mereka miskin.
Saatnya pikiran "butek" kita mengenai orang Arab disegarkan dengan melihat bagian dan sisi lain yang berbeda dari kesan negatif rata rata orang Arab. Perlu diketahui, bangsa Arab kini terpecah menjadi 22 negara paska runtuhnya imperium khilafah Utsmaniah di Turki. Ada beberapa negara Arab yang cukup cemerlang dalam sistem sosial, ekonomi dan politik yang ternyata bisa dijadikan contoh yang baik untuk kita.
Negara Arab yang menonjol yang dinilai sukses mengelola sistem sosial, ekonomi dan politiknya saat ini adalah Qatar. Darimana kesuksesan itu bisa dinilai ? Qatar adalah negara kaya sumberdaya alam yang dinilai mampu mengelola kekayaan alamnya secara lebih baik. Maksud dari "secara lebih baik" adalah bagaimana Qatar mampu mengembangkan kekayaannya tanpa harus mengorbankan kualitas kebebasan, kualitas pendidikam,kualitas harga diri nasional, kualitas posisi geopolitiknya didunia dan kualitas keberpihakan qatar tehadap kaum lemah dan umat Islam.
Awal mula Qatar adalah sebagai negara sangat miskin yang terbengkalai sehingga dimerdekakan oleh Inggris secara sepihak pada tahun 1971. Qatar adalah semenanjung yang terpencil dengan suhu temperatur yang tidak nyaman karena dalam musim panas bisa mencapai 50 derajat celcius. Sebagaimana negara teluk lainnya, Qatar ikut mencicipi manisnya emas hitam meski dalam kuantitas yang tidak signifikan. Hingga tahun 1995, Qatar bukanlah negara yang signifikan meski bisa dibilang "agak" kaya dengan hasil minyaknya. Dalam politik luar negerinya saat itu Qatar sangat bergantung kepada hegemoni Saudi Arabia.
Namun semua itu berubah pada tahun 1995, Emir Khalifah Qatar terlibat perbedaaan pandangan yang tajam dalam mengelola negara dengan putera mahkotanya sendiri Sheikh Hamad bin khalifa. ٍٍٍSang ayah sangat dekat dengan Saudi Arabia dimana sangat membatasi ruang gerak Qatar dalam mengembangkan kemajuan. Sang Anak adalah seorang yang progresif dan bersimpati terhadap gerakan gerakan islam yang bervisi kemajuan terutama ikhwanul Muslimin. Sang putera mahkota ingin menjadikan Qatar lebih maju dan mandiri.
Disinilah semua transformasi besar itu terjadi, Sheikh Hamad sebagai Emir baru membuat tiga jalur kemajuan : Pertama adalah proyek raksasa pembangunan sistem penyulingan gas alam, kedua social enginering Qatar dan ketiga membangun international influence (pengaruh internasional).
Proyek raksasa penyulingan gas alam :
Sudah lama sebuah perusahaan eksplorasi Migas Shell menemukan kandungan gas alam terbesar didunia yang berada diwilayah Qatar. Namun penguasa Qatar sebelum Sheikh Hamad selalu ragu dalam mengembangkan industri ekspor gas alam, beberapa hal dipercaya terjadi karena intrevensi Saudi Arabia.Sheikh Hamad melakukan manuver "nekad" dengan menginvestasi puluhan milyar dollar membangun industri gas berorientasi ekspor dari hulu ke hilir. Maka, terbangunlah industri gas terbesar dudunia, bahkan untuk kapal pengeksportnya saja jumlah empat kali lipat dari yang dimiliki Amerika Serikat. Spekulasi sheikh Hamad membuahkan hasil yang manis, Qatar menjadi negara yang terkaya didunia tanpa harus bergantung ke minyak bumi. GDP Qatar perkapita lebih besar tiga kali lipat dari GPD perkapita Perancis. Dimasa ayahnya, nilai ekonomi Qatar hanya sekirat 4 milyar dollar, kini nilai ekonomi Qatar menjadi 350 milyar dollar hanyadalam 15 tahun.
Social Enginering :
Qatar adalah wilayah semenanjung tandus nan kering yang sangat sedikit penduduk, dengan kekayaan yang sangat besar Qatar memutuskan untuk menjadi negara yang terbuka yang sangat berbeda dengan Saudi Arabia. Pendidikan di qatar didorong menuju kualitas internasional, universitas universitas besar dibangun di Qatar. Perlu digaris bawahi bahwa wahabisme tidak menguasai seluruh jazirah Arab, negara negara teluk Arab seperti Oman, UAE,Kuwait. Qatar tidak kolot dalam membangun masyarakatnya, Islam di Qatar adalah Islam yang berkemajuan jauh dari tradisionalisme, radikalisme dan wahabisme. Pelayanan sosial di Qatar begitu mewah, setiap kelahiran disana diganjar dengan jaminan hidup, jumlah penduduk ditingkatkan hampir sepuluh kali lipat. Nampaknya penguasa Qatar benar benar ingin membangun sebuah peradaban Islam yang modern.
International Influence (pengaruh Internasional) :
Media : Setahun setelah mengkudeta ayahnya, Shekh Hamad membangun stasiun berita Al Jazeera dengan membebaskan sekat sekat politik didalamnya, shekh Hamad mempolarisasi seluruh jurnalis jurnalis Arab yang aktif didalam kancah jurnalisme internasional untuk membangun sebuah kerajaan media berkelas internasional, Al jazeera menjadi media yang paling berpengaruh di Arab bahkan didunia. Selain itu media Al Jazeera membangun kanal olahraga terbesar didunia yaitu Be In sports yang menguasasi royalti hampir semua event olahraga yang terbesar didunia.
Inilah salahsatu tujuan Shekh Hamad dalam membangun international influence dari sebuah negara yang kecil seperti Qatar. Sangat kontras dengan Saudi, meski "bertubuh besar" influence saudi dan Qatar nyaris hampir sama, ini bisa disamakan dengan kasus Indonesia dan Singapura, Singapura yang sangat mini mampu menandingi pengaruh Indonesia yang jauh lebih raksasa secara fisik.
Militer : Sebenarnya sudah banyak terjadi percobaan kudeta di Qatar akibat intrevensi negara negara tetangga Qatar seperti Saudi dan Emirat. Disisi yang lain, angkatan garda revolusi Iran selalu menjadikan teluk Arab sebagai lahan premanisme negara untuk menjaga kepentingan Iran. Sementara proyek raksasa penyulingan gas harus terus berjalan, ini yang membuat Sheikh Hamad tidak memiliki pilihan selain mengundang Amerika untuk membuka pangkalan militer di Qatar. uang sebesar 1 milyar dollar saat itu diinvestasikan Hamad untuk pangkalan militer Amerika. Ternyata hal ini efektif menjaga pembangunan ekonomi Qatar, karena negara ini untuk sementara bisa terbebas diganggu oleh negara negara tetangga baik dari Saudi,Emirat dan khususnya Iran yang menjadi ancaman permanen Qatar melalui penduduk berbasis Syiah di negara tetangganya yang lebih miskin Bahrain.
Setelah pembangunan pangkalan militer Amerika berjalan efektif dalam menjaga keamanan ekspor gas, Qatar merasa kurang aman dari ancaman ideologis yang berasal dari Saudi Emirat dan Iran. Emirat adalah negara liberal, Saudi adalah negara konservatif, yang terakhir adalah negara ideologis Syiah, ketiganya merasa terancam dengan sikap Qatar yang mendukung gerakan revolusi Arabic spring, Qatar juga memiliki penguasa yang memiliki kecenderungan ideologi Ikhwanul muslimin. Setelah Qatar di embargo oleh Saudi, Emirat , Mesir dan Bahrain, Qatar masih mampu memperthankan pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan investor. Namun beberapa saat setelah itu emir Kuwait terlibat usaha diplomatis yang rumit untuk mencegah rencana serangan militer Saudi, Mesir, emirat dan Bahrain ke ibukota Qatar Doha. Semenjak itu Qatar menghidupkan kembali agreement militer dengan Turki, dan sejak itu Turki membangun naval base dengan jumlah tentara dua kali lipat lebih banyak dari tentara Amerika di Qatar. Kedua pangkalan militer ini membuka horizon baru tentang redefinisi kemanan dan kedaulatan diera post modern yang kini menjadi panutan bagi negara negara didunia.
Qatar juga membangun sendiri militernya dengan skala yang tidak biasa, hampir 30 milyar dollar dihabiskan untuk belanja peralatan militer. Hal ini akan membuat Qatar dapat mengimbangi kekuatan militer yang lebih besar dari Saudi, Emirat, Mesir dan Iran. Bahrain dalam hal ini adalah negara paling lemah dan ekonominya hampir bangkrut karena defisit minyak yang sangat besar.
Ekonomi non Migas :
Souvereign Whealth Fund : Qatar adalah pemilik Souvereign fund terbesar kesembilan didunia, nilainya adalah 350 milyar dollar. investasinya ditanam diseluruh dunia dan diperusahaan perusahaan besar dunia, sebut saja seperti Volkswagen dan Shell. Sehingga saat Qatar diblokade oleh Saudi, Emirat, Mesir dan Bahrain, Qatar tidak terpengaruh apa apa.
Piala Dunia 2022 : Qatar bersiap menyambut piala dunia 2022 setelah piala dunia di Russia hampir selesai penyelenggaraannya. Sebuah usaha lobby yang luarbiasa sehingga dapat menjadi tuan rumah piala dunia yang pertama kali di Arab dan Timur Tengah. hal ini juga sebagai usaha Qatar untuk menjadikan negaranya sebagai tujuan wisata dan bisnis non Migas yang bisa diandalkan stelah nanti persediaan Migas habis.
Disini kita menyaksikan sebuah mutiara peradaban baru yang dibangun dengan terencana dan terukur di Qatar, dan ini menjelaskan bahwa sebenarnya orang Arab adalah bangsa yang cerdas jika hidup dibawah kekuasaan yang cerdas