Perang dagang Global (Global trade war) adalah kebijakan utama Trump dengan alasan memproteksi ekonomi Amerika. Dengan kata lain, fasisme sebenarnya sedang bertumbuh dan mencengkeram para warga kulit putih Amerika yang standar hidupnya berguguran sejak megakrisis subprime mortgage (hipotek rumah berkualitas rendah) tahun 2008. Fasisme secara umum adalah sikap diskriminasi terhadap yang berbeda, terutama dalam masalah ras dan nasionalisme.
Perang dagang sebagaimana perang senjata konvensional akan mengakibatkan masalah dan penderitaan bagi manusia manapun dimuka bumi ini. Biasanya perang dagang dilakukan dengan menaikkan tarif bea masuk produk import secara sepihak dan dengan presentasi yang fantastis.
Sebagai contoh, sebuah mobil import hyundai yang masuk ke California akan dikenakan bea pajak hampir seperempat dari harga yang biasanya. Akibatnya daya jual mobil Hyundai menjadi tidak kompetitif dengan produk serupa dan akan mengancam kelangsungan bisnis Hyundai di Amerika. akibatnya pemerintah Korea Selatan akan memberlakukan hal yang sama terhadap produk Amerika.
Contoh diatas hanya contoh perang dagang antara Trump dan Korea Selatan, yang dilakukan Trump dalam perang dagang dialam nyata adalah bahwa Trump melakukan perang dagang secara massif dengan pelaku pelaku ekonomi raksasa seperti China, Canada,Russia dan Eropa. Baru baru ini Trump juga melakukan perang dagang terhadap ratusan item ekspor Indonesia. China sendiri adalah negara yang memperoduksi hampir 30 persen komoditas ekspor global.
Jika perang dagang sudah efektif bisa dibayangkan terjadinya kenaikan harga secara gila gilaan secara global. Kenaikan harga bukanlah akhir dari segalanya, kenaikan harga akan mengakibatkan terkereknya inflasi, inflasi akan mengakibatkan masalah serius dalam moneter,diawali oleh kenaikan suku bunga Fed (Bank Sentral Amerika) yang membuat mata uang negara negara didunia menjadi jatuh sempoyongan karena Dollar sebagai mata uang devisa utama menguat. Krisis moneter adalah bagai bom atom krisis ekonomi yang akan membuat semua orang semakin sengsara.
Akan tetapi, sepertinya Trump memang menginginkan kondisi itu, yaitu kondisi resesi global. Resesi global ini sudah terjadi berkali kali dan selalu menjadi ajang bagi elit dunia baik berupa individu maupun institusi secara yang menguasai kekayaan yang sangat luar biasa untuk semakin mencengkeram gurita ekonominya. Barang produksi semakin dikuasai konglomerasi dunia, sementara penduduk dunia semakin lemah dan tidak berdaya.
Sebagai contoh, sebelum inisiasi perang dagang dunia dimulai Trump. Trump sudah membangun struktur kekuasaan politik dunia yang berdasarkan diktatorisme absolut, bersama Russia dan China Trump ingin menjadikan dunia ini lebih bisa dikendalikan oleh segelintir manusia yang luar biasa kekayaan dan kekuatannya.
Demokrasi yang baru tumbuh di negara negara berkembang dihancurkan, negara negara seperti Mesir, Libya,Yaman, Suriah sudah kembali ke tangan para diktator. Demokrasi yang sedang berjalan menuju ke kemapananpun ikut diganggu Trump Cs negara negara seperti Malaysia,Tunisia, Irak,Indonesia, Lebanon, Pakistan, Bangladesh masing masing memiliki kekuatan politik yang bersifat fasis, oligarkis, korup dan oportunistik terhadap kekuatan global yang siap mempermainkan demokrasi dari tujuannya untuk kepentingan kekuasaan mereka.
Uniknya, kebanyakan yang menjadi sasaran adalah negara negara muslim dengan sasaran utamanya adalah gerakan islam politik. Khusus untuk Turki dan Qatar, kedua negara ini mendapatkan tekanan dan serangan yang luar biasa agar kekuatan ekonominya runtuh. Oleh Amerika dan Eropa, Turki ditekan sedemikian rupa dengan mencitrakan Erdogan sebagai diktator, mata uang Turki mengalami permainan finansial yang luar biasa hingga milainya jatuh 20 persen meski dalam keadaan ekonomi yang sangat sehat. Qatar sebagai negara pemilik holding investasi sebesar 350 milyar dollar dan infrastruktur ekspor gas yang terbesar didunia kini sedang diancam kedaulatannya oleh sesama Arab sendiri seperti Saudi, emirat, Mesir dan Bahrain.
Jaringan kekuasaan yang despot dan oligarkis ini sepertinya sengaja dibangun untuk melengkapi peristiwa resesi global yang dirancang suatu saat akan terjadi. Kekuasaan despostik dan kehancuran ekonomi penduduk dunia adalah karpet merah bagi era baru bagi kekuatan global untuk menguasai dunia. Kedua hal ini adalah instrumen utama kolonialisme baru yang sangat kejam dan canggih.
Ritual pertama gerakan ini adalah : Pemindahan ibukota Israel ke jerussalem, ritual kedua adalah : pembangunan kuil Solomon, ritual ketiga adalah : pembentukan federasi Timur tengah baru dengan Israel sebagai pusatnya, ritual keempat adalah ; penguasaan Madinah dan Makkah.
Ini mengapa Erdogan selalu berteriak, jika umat Islam gagal mempertahankan Al Quds (Jerussalem) maka Makkah akan segera jatuh. Meski penguasaan Makkah dan Madinah adalah hal yang mustahil karena Rasulullah SAW menjamin kedaulatan dan keutuhan dua tanah suci itu dari orang kafir, akan tetapi berkuasanya israel di Timur Tengah akan menjadi derita bagi umat Islam dunia baik secara sosial, politik dan apalagi ekonomi. Nggak terbayang, kesulitan dan penderitaan umat Islam dalam masa masa itu....