top of page

UNTA MERAH DAN KESOMBONGAN KAUM LUSUH

Banyak kita saksikan beberapa kalangan yang hidupnya terlihat sederhana dan ibadah ritualnya sangat kuat kerap mengkritisi para ulama dan cendekiawan yang selalu mewacanakan keilmuan dan keislaman di masyarakat. Mereka kerap memuji muji diri terhadap cara ibadah mereka sebagai payung dan jembatan kehidupan, mereka berdzikir dengan hitungan ribuan hingga jutaan kali sambal melihat rendah para penuntut ilmu yang mempelajari ilmu ilmu syariah dan keduniaan.

Hal ini disorot dalam bab kesembilan dalam kitab Talbis Iblis (kedok Iblis) yang menggambarkan bahwa dizaman sang mushannif (penulis buku ini) banyak praktek sufisme yang menanamkan kebencian dan pengabaian terhadap ilmu pengetahuan, bagi mereka ilmu pengetahuan adalah racun dan cara ibadah mereka adalah yang paling baik dan mulia. Mereka berbangga-bangga karena dapat mengetahui hal hal yang ghaib ketimbang mendorong masyarakat agar menguasai ilmu pengetahuan.

Disebutkan dalam kitab Talbis iblis disebutkan :

ومن تلبيسه على الزهاد احتقارهم العلماء وذمهم إياهم فهم يقولون المقصود العمل ولا يفهمون أن العلم نور القلب ولو عرفوا مرتبة العلماء في حفظ الشريعة وأنها مرتبة الأنبياء لعدوا أنفسهم كالبكم عند الفصحاء والعمي عن البصراء والعلماء أدلة الطريق والخلق

Artinya : Dan dari tipuan Iblis terhadap kaum zuhud (maksudnya kaum sufi dizaman itu); Perilaku mereka yang suka menghina para ulama, dan mereka menyalahkan ulama bahwa tujuan hidup ini adalah 'amal (kerja,kerja dan kerja atau amalan amalan awrad/dzikir). Mereka (kaum zuhud) tidak mengerti bahwa ilmu adalah cahaya hati dan jika mereka mengetahui bahwa derajat ulama dalam menguasai ilmu syariah adalah derajatnya para nabi maka mereka akan membisu dan membuta. Dan para ulama itu adalah jalan menuju kebenaran dan akhlaq.

Rasulullah SAW bersabda :

عن سهل بن سعد أن النبي صلى الله عليه وسلم قال لعلي بن أبي طالب رضي الله عنه لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ

Dari Sahl bin Sa'ad bahwasanya Rasulullah SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib : Sungguh petunjuk Allah yang diberikan kepada seseorang (hingga Ia masuk Islam) melalui perantaraanmu, adalah lebih baik bagimu daripada kamu memperoleh nikmat yang melimpah ruah dari unta merah.” (Bukhari Muslim)

Hadist ini dijelaskan didalam kitab Talbis Iblis bahwasanya dakwah untuk membimbing seseorang ke jalan Allah SWT adalah jalan yang paling mulia dan melewati ilmu, dan ilmu adalah jalannya para ulama. Unta merah dizaman nabi adalah bagaikan mobil mewahnya orang dizaman dulu, barang siapa yang memiliki unta merah maka dia sudah menduduki status social yang tinggi, dan Rasulullah SAW menegaskan bahwa berdakwah dengan ilmu jauh lebih mulia ketimbang memiliki unta merah (status social keduniaan).

Mendidik generasi muda kedepan lebih dipentingkan dengan meraup ilmu sebanyak banyaknya ketimbang dicekoki oleh ritual ritual yang tidak bernuasnsa keilmuan. Kita sering melihat para murid/santri hanya ditekankan loyalitas kepada gurunya namun gurunya tidak memberikan ilmu yang dibutuhkan, guru guru itu lebih banyak menanamkan pandangan esoteric metafisik yang jauh dari akal dan ilmu dengan alasan membersihkan hati dan menguatkan jiwa.

Padalah kuatnya diri seseorang secara lahir dan batin adalah dengan ilmu, Rasulullah SAW bersabda :

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ ْالآخِرَةِ فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ وَ مَنْ أَرَادَ هُمَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ (رواه الطبراني)

"Barangsiapa yang menginginkan kehidupan dunia, maka ia harus memiliki ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat maka itupun harus dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya maka itupun harus dengan ilmu.” (HR. Thabrani)

Dimasa lalu, Islam pernah mengalami masa kemunduran seperti saat ini, yaitu masa masa saat jatuhnya Al Quds ketangan pasukan salib. Dimasa kemunduran itu orang orang yang berpakaian lusuh dan rajin berdzikir merasa bangga dan sombong terhadap para ahli ilmu (ulama). Mereka menuduh para ulamalah yang membuat Islam hancur karena hanya mengejar ilmu dan lupa kepada Allah SWT. Hal ini diperangi dan dijawab oleh Abu Hamid Al Ghazali dengan gerakan " Ihya Ulumiddin" (menghidupkan ilmu-ilmu/imlu pengetahuan), saya tidak sebutkan agama disini dengan maksud bahwa Abu Hamid al Ghazali tidak membedakan mana ilmu umum dan ilmu Agama, karena semuanya adalah ilmu milik Allah SWT yang bisa bermanfaat kepada manusia.

Pada zaman ini, muncul fenomena agar Islam dijauhkan dari urusan urusan dunia seperti ekonomi, politik, social dan budaya. Banyak dari oknum oknum yang mengaku kiayi yang hebat dzikirnya memerangi para ulama yang bertafaqquh dalam ilmu ilmu syariah dan berani terhadap penguasa yang zalim. Jika para ulama ulama ahli ilmu islam itu membicarakan kekinian maka mereka akan mengatakan ; cukup para professional ilmu keduniaan saja yang berbicara, Islam adalah agama ritual dan sangat suci jika dicampurkan dengan politik. Maka orang orang lusuh dan sombong karena zuhud dan dzikir itulah yang didekati oleh iblis iblis penguasa berwajah manusia.

bottom of page